Warga Cirebon Masih Memiliki Kesadaran Politik yang Rendah, Upaya Mendidik Generasi Muda

Warga Cirebon Masih Memiliki Kesadaran Politik yang Rendah, Upaya Mendidik Generasi Muda

Cirebon – Kesadaran politik masyarakat menjadi salah satu indikator penting dalam keberlangsungan demokrasi. Namun, sejumlah pengamat menilai kesadaran politik warga Cirebon masih tergolong rendah, khususnya dalam hal partisipasi aktif dan pemahaman tentang hak serta kewajiban politik. Kondisi ini menimbulkan tantangan tersendiri, terutama menjelang pesta demokrasi seperti pemilihan umum dan pemilihan kepala daerah.


Rendahnya Partisipasi Politik

Fenomena rendahnya kesadaran politik di Cirebon terlihat dari tingkat partisipasi masyarakat dalam pemilu yang belum maksimal. Meski angka kehadiran di TPS terbilang cukup tinggi, banyak warga yang mengaku belum benar-benar memahami visi, misi, dan program kandidat yang mereka pilih.

Sebagian besar pemilih masih terjebak pada politik praktis, seperti memilih kandidat karena faktor popularitas, tekanan sosial, atau bahkan iming-iming tertentu, bukan berdasarkan kualitas dan rekam jejak.

“Banyak warga yang datang ke TPS hanya untuk memenuhi kewajiban, tanpa memahami arti penting dari suara mereka,” ungkap seorang akademisi lokal.


Penyebab Rendahnya Kesadaran Politik

Beberapa faktor yang memengaruhi rendahnya kesadaran politik di Cirebon antara lain:

  1. Kurangnya pendidikan politik – Sosialisasi mengenai demokrasi dan politik masih terbatas pada masa kampanye saja.
  2. Minimnya literasi politik – Informasi yang beredar lebih banyak bersifat propaganda, bukan edukasi.
  3. Pragmatisme politik – Sebagian masyarakat masih menganggap politik hanya urusan elit, bukan bagian dari kehidupan sehari-hari.
  4. Pengaruh budaya – Tradisi lokal yang kuat membuat sebagian warga lebih cenderung mengikuti pilihan tokoh masyarakat atau keluarga.

Upaya Mendidik Generasi Muda

Untuk meningkatkan kesadaran politik masyarakat, khususnya di Cirebon, berbagai upaya perlu dilakukan, terutama dengan menyasar generasi muda.

Beberapa strategi yang dapat diterapkan adalah:

  • Edukasi politik sejak dini melalui kurikulum sekolah maupun kegiatan ekstrakurikuler.
  • Diskusi publik dan seminar yang melibatkan mahasiswa, pelajar, serta komunitas pemuda.
  • Pemanfaatan media sosial sebagai sarana kampanye edukatif yang lebih dekat dengan gaya komunikasi generasi muda.
  • Pelatihan kepemimpinan bagi organisasi kepemudaan agar mereka mampu menjadi agen perubahan di lingkungannya.

Generasi muda dianggap sebagai kunci perubahan, karena mereka lebih terbuka terhadap informasi baru, kritis, dan memiliki akses luas terhadap teknologi.


Peran Pemerintah dan Masyarakat Sipil

Pemerintah daerah bersama lembaga masyarakat sipil perlu bersinergi untuk menyelenggarakan program pendidikan politik berkelanjutan. Kegiatan seperti sekolah demokrasi, kelas kepemimpinan, hingga simulasi pemilu untuk pelajar bisa menjadi langkah konkret.

Selain itu, tokoh masyarakat, akademisi, hingga pegiat media lokal juga memiliki peran penting untuk mendorong lahirnya budaya politik yang sehat dan partisipatif.


Kesimpulan

Kesadaran politik warga Cirebon yang masih rendah menjadi tantangan besar dalam pembangunan demokrasi lokal. Namun, dengan upaya mendidik generasi muda secara konsisten, memanfaatkan teknologi, dan melibatkan berbagai pihak, diharapkan akan lahir masyarakat yang lebih kritis, partisipatif, dan melek politik.

Dengan begitu, Cirebon tidak hanya dikenal sebagai kota dengan kekayaan budaya dan sejarah, tetapi juga sebagai daerah yang mampu melahirkan generasi cerdas politik demi masa depan demokrasi Indonesia yang lebih matang.